Laporan PKL di Dinas Pariwisata
LAPORAN AKHIR
KEGIATAN PRAKTEK LAPANGAN
POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN
OBYEK WISATA PANTAI KOKA DI KABUPATEN SIKKA, FLORES, NTT
Oleh
INOSENSIA IRYANI
NIM : 120241416448
JURUSAN SASTRA JERMAN
FAKULTAS SASTRA
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
2014
DAFTAR
ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………..........
B. Tujuan PKL…………...…………………………………………………....
C. Manfaat PKL………………………………………………………………
BAB II IDENTITAS MASYARAKAT SASARAN
A. Profil
Instansi……………..……………………………………....................
B. Struktur Organisasi…………………………………………………………..
C. Rincian Tugas Pokok………….………………………………………………
D. Potensi Pantai
Koka........................................................................................
E. Strategi Pengembangan Obyek Wisata Pantai
Koka.......................................
BAB III PELAKSANAAN PKL
A. Kondisi Awal Masyarakat Sasaran…………………………………………..
B. Waktu
Pelaksanaan Kegiatan . . . . . . . . . .……………………………….......
C. Hasil
Pelaksanaan PKL……………………………………………………....
IV PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………...................
B.
Saran………………………………………………………………….................
LAMPIRAN
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah
mendapatkan teori selama perkuliahan, mahasiswa diharapkan dapat menerapkan
ilmu-ilmu yang telah diterima ke dalam situasi/permasalahan di lapangan. Penerapan
ilmu dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan
melaksanakan program Praktek Kerja Lapangan (magang sebagai ganti KKN). Bagi
mahasiswa jurusan Sastra Jerman kegiatan ini dapat dijadikan sebagai sarana
untuk mempelajari fenomena-fenomena yang terjadi di dalam dunia kerja serta
menerapkan ilmu-ilmu yang didapat semasa kuliah.
Berkaitan
dengan PKL yang diadakan kampus, penulis mengajukan diri kepada Dinas
Kebudayaan Dan Pariwisata Kabupaten Sikka untuk melaksanakan PKL. Pemilihan
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka ini penulis lakukan atas
beberapa alasan, yaitu penulis ingin magang di tempat asal, dan lokasi kantor
yang tidak berada jauh dari tempat tinggal penulis di tempat asal. Disamping
itu penulis berpendapat bahwa di negara manapun termasuk Indonesia pariwisata
adalah salah satu sektor yang berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di
Indonesia. Sebagai contoh Bali pasca peristiwa bom Bali di Kuta, mengalami
penurunan wisatawan baik domestik maupun manca negara yang berakibat pada
penuruan devisa negara serta berdampak langsung terhadap ekonomi masyarakat
yang hidup di sektor pariwisata terlebih lagi citra buruk bangsa di mata
internasional.
Dengan
demikian Instansi yang berhubungan atau mengurusi masalah pariwisata memunyai
peran diplomatis dalam membangun citra positif bangsa dan daerahnya agar
pariwisata benar-benar menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi.
Kabupaten Sikka merupakan sebuah
wilayah di bagian timur pulau Flores. Secara geografis terletak di sebelah selatan
Laut Sawu, sebelah utara Laut Flores, di bagian barat Kabupaten Flores Timur
dan bagian timur oleh kabupaten Ende. Tempat ini memiliki keindahan alam yang
mempesona, sejuk hawa pegunungannya dan kaya akan peninggalan sejarah serta
keanekaragaman seni budaya tradisional yang unik serta menarik untuk
disaksikan. Kabupaten Sikka juga biasa disebut sebagai gerbang untuk menuju ke
tempat-tempat indah lainnya di pulau Flores.
Salah
satu kekayaan alam yang ada di Kabupaten Sikka adalah obyek wisata Pantai Koka
yang terletak di desa Wolowiro, Kecamatan Paga. Awalnya perkembangan pariwisata
di kawasan pantai Koka nyaris jenuh dan tidak ada perubahan yang signifikan,
mengingat kondisi masyarakat yang mempunyai sumber daya manusia yang masih
lemah, sehingga tidak memberikan dukungan kepada pemerintah setempat untuk
mengembangkan potensi wisata yang ada. Sosialisasi terhadap masyarakat setempat
terus dilakukan sehingga membuahkan hasil pada tahun 2012. Masyarakat mulai
ikut berperan aktif dengan memberikan sebagian tanah mereka untuk pembangunan
jalan dan komplek jajanan khas Flores. Kini kawasan pantai Koka sudah mulai
ramai oleh pengunjung baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara.
Pengembangann
pariwisata dalam hal ini melibatkan semua lapisan masyarakat. Pemerintah ,
swasta maupun masyarakat biasa terutama masyarakat desa Wolowiro dan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sikka sangat membantu dan menunjang keberhasilan pengembangan
pariwisata. Dilihat dari sisi partisipasi masyarakat, strategi ini lebih memungkinkan
timbulnya keikutsertaan masyarakat. Berdasarkan latar belakang tersebut maka
penulis mengambil judul “POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN OBYEK WISATA PANTAI
KOKA DI KABUPATEN SIKKA, FLORES, NTT”.
B.
Tujuan PKL
Dengan
mengacu pada latar belakang di atas, maka kegiatan magang yang dilaksanakan
bertujuan untuk memperdalam pengetahuan penulis mengenai kegiatan yang
dilaksanakan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka. Tujuan dari
kegiatan magang juga mengacu pada tiga aspek yaitu:
1) Competency
Building/Capacity Building
a). Menambah pengetahuan mahasiswa
mengenai pengelolaan bidang pariwisata dengan mempelajari dan ikut serta dalam
rapat penyusunan program kerja pada bagian yang bersangkutan.
b). Dengan kegiatan magang selama kurang
lebih satu bulan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata diharapkan secara otomatis
akan memperbaiki sikap, mental dan meningkatkan kedisiplinan dengan selalu
hadir pada jam dimana harus hadir tepat waktu dan izin jika ada keperluan lain
yang sangat mendadak.
2). Institution Promotion
a). Memperkenalkan Universitas Negeri Malang
(UM) di tempat dilaksanakannya magang (Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Sikka) sehingga diharapkan dapat mewujudkan hubungan yang baik antar institusi.
b). Membantu Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dalam mempromosikan institusi itu sendiri beserta
program-programnya kepada masyarakat secara umum dan kepada pada wisatawan
khusunya melalui promosi dari internet atau media lain.
C. Manfaat
PKL
1)
Bagi Mahasiswa
Memberikan kesempatan
mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja dan berinteraksi dengan instansi
calon pengguna lulusan dengan cara mengamati, mengenal, dan menganalisis
permasalahan yang dijumpai pada instansi tempat magang, memperoleh perbandingan
antara pengetahuan akademis perkuliahan dengan praktek kerja di lapangan, dan
lebih dapat memahami konsep-konsep non akademis di dunia kerja nyata dan
membuka kesempatan atau peluang dalam dunia kerja yang ada.
2)
Bagi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Kabupaten Sikka
Ikut serta membantu dan
menyukseskan program pemerintahan dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa,
memberikan informasi mengenai situasi dunia kerja pada mahasiswa, dan menjalin
hubungan baik antara dunia kerja pada mahasiswa, menjalin hubungan baik antara
dunia pendidikan dengan dunia usaha.
BAB II
IDENTITAS MASYARAKAT SASARAN
A.
Profil Instansi
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka terletak di
jalan Wairklau, Maumere, Flores, NTT.
Visi dan Misi Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka
Visi “Kabupaten Sikka
sebagai tempat wisata yang berdaya saing, nyaman, peduli dan sejahtera”.
Misinya sebagai berikut:
a)
Melindungi, melestarikan aset-aset
kebudayaan daerah yang datangnya dari warisan leluhur dan memberikan kebebasan
berekspresi dan berkreasi dalam kesenian budaya dengan mengacu kepada
nilai-nilai agama dan alat budaya yang ada.
b)
Meningkatkan sarana dan prasanan objek
wisata.
c)
Meningkatkan pelayanan kepariwisataan
terutama sadar wisata masyarakat di daerah tujuan wisata.
d)
Meningkatkan kesadaran hukum masyarakat
terhadap peraturan dalam bidang kepariwisataan.
B. Struktur
Organisasi
1.
Pimpian :
Kepala Dinas
2.
Pembantu Pimpinan : Sekretariat
3.
Pelaksana :terdiri dari Bidang dan Seksi sebagai berikut
a.
Bidang Pengembangan dan Destinasi
b.
Bidang Promosi dan Pemasaran
c.
Bidang Kebudayaan
C. Rincian
Tugas Pokok
1. Kepala
Dinas
Kepala Dinas mempunyai tugas
merencanakan,merumuskan kebijakan, membina administrasi dan
teknis,mengkoordinasikan, mengendalikan, serta mengevaluasipenyelenggaraan
program dan kegiatan di bidangpariwisata dan kebudayaan.
2.
Sekretariat
Sekretariat mempunyai tugas merumuskan
rencana kerjaDinas, mengendalikan administrasi keuangan, menyusunlaporan
pertanggungjawaban pelaksanaan program dan kegiatan Dinas, melaksanakan
pembinaan ketatalaksanaan dan ketatausahaan Dinas.
3.
Pengembangan dan Destinasi
Bidang Pengembangan dan Destinasi
mempunyai tugas merencanakan, membina, mengkaji, mengendalikan dan mengevaluasi
program dan kegiatan pengembangan destinasi wisata.
4.
Promosi dan Pemasaran Pariwisata
Bidang Promosi dan Pemasaran Pariwisata
mempunyaitugas merencanakan, membina, mengkaji, mengendalikan,dan mengevaluasi
program dan kegiatan di bidang promosidan pemasaran pariwisata.
5.
Bidang Kebudayaan
Bidang Kebudayaan mempunyai tugas
merencanakan,membina, mengkaji, mengendalikan, dan mengevaluasiprogram dan
kegiatan bidang kebudayaan.
D. Potensi
Pantai Koka Sebagai Tujuan Wisata
Desa Wolowiro, Kecamatan Paga, Kabupaten Sikka meupakan salah
satu wilayah yang berpotensi di bidang pariwisata. Wilayah ini berpotensi untuk
pariwisata karena terdapat beberapa tempat wisata yang tersebar di Kecamatan
ini antara lain, Paga Beach, Kampung Tradisional Nuabari, Wisata Rohani Patung
Kristus Raja, Tempat Ziarah Mageria dan lainnya. Desa Wolowiro sendiri memiliki
potensi wisata utama yang tidak kalah dengan daerah lainnya yaitu wisata bahari
Pantai Koka. Jika Bali punya Kuta maka Wolowiro punya Koka, begitulah biasanya warga
desa Wolowiro membanggakan tempat wisatanya ini. Pantai Koka adalah salah satu
pantai pasir putih terpanjang di Kabupaten Sikka dengan keindahan laut biru
serta alam bawah lautnya yang masih perawan atau belum terjamah. Pantai ini
terbilang sangat bersih karena warga sangat peduli terhadap lingkungan. Di
sekitar pantai Koka terdapat beberapa pulau kecil yang menambah nilai keindahan
tempat ini. Yang membuat tempat ini menarik adalah pantai ini berbeda dengan
pantai-pantai lain. Pantai ini dipisahkan oleh sebuah pulau kecil yang membuat
pantai terlihat seperti terbelah menjadi sisi kiri dan sisi kanan. Masyarakat
setempat percaya bahwa pantai di sisi kiri adalah pantai laki-laki dan pantai
sisi kanan adalah pantai perempuan. Hal unik yang lain adalah terdapat sebuah
kuburan di tengah pulau yang menjadi pemisah pantai laki-laki dan perempuan
ini. Sampai saat ini penulis belum mencari tahu arti kuburan tersebut. Namun
ada hal lain yang dapat penulis petik bahwa selain menjadi tujuan wisata bahari
pantai Koka juga menjadi jalur untuk dapat belajar tentang budaya dan adat
istiadat masyarakat setempat.
E. Strategi
Pengembangan Obyek Wisata Pantai Koka
Dalam pengembangan obyek wisata Pantai Koka ini, Pemerintah
Daerah setempat telah menyiapkan strategi-strategi untuk pengembangan wisata
tersebut. langkah-langkah yang diambil dalam pengembangan tersebut dimulai dari
anggaran dana, lalu menyusun konsep untuk mengembangkan wisata tersebut dan
upaya untuk menarik wisatawan. Konsep ini diwali dengan pembenahan jalan raya
sebagai akses utama menuju ke lokasi wisata. Kemudian diikuti dengan
pembangunan penerangan (listrik), air bersih, warung makan, toko cindera mata,
jasa angkutan, papan keterangan wisata dan promo wisata. Meski demikian konsep pengembangan obyek
wisata ini hanya bertumpu pada alam. Pemerintah Daerah bersama Dinas Kebudayaan
dan Pariwisata Kabupaten Sikka mempunyai konsep untuk tetap mengembangkan obyek
wisata ini tetapi dengan tidak menghilangkan nilai alamiahnya.
BAB III
PELAKSANAAN PKL
A. Kondisi
Awal Masyarakat Sasaran
Penulis selaku Mahasiswa
Jurusan Sastra Jerman Universitas Negeri Malang melakukan kegiatan PKL di Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata dan ditugaskan pada tiga bidang yakni bidang Pengembangan
dan Destinasi, bidang Kebudayaan dan bidang Tourist
Infromation Center yang merupakan bagian dari bidang Promosi dan Pemasaran.
Pada bidang Pengembangan dan Destinasi mempunyai tugas merencanakan,
membina, mengkaji, mengendalikan dan mengevaluasi program dan kegiatan
pengembangan destinasi pariwisata.
Pada bidang Kebudayaan
mempunyai tugas merencanakan, membina, mengkaji, mengendalikan, dan
mengevaluasi program dan kegiatan bidang budaya. Bagian Promosi dan Pemasaran mempunyai
peranan penting dalam Dinas Kebudayaan dan
Pariwisata, karena dengan adanya bidang promosi, sektor pariwisata dan sumber
daya yang ada di Kabupaten Sikka bisa diketahui olah masyarakat luar, sehingga
Kabupaten Sikka menjadi salah satu Kota Wisata yang banyak dikunjungi oleh
wisatawan termasuk juga wisatawan asing. Bidang promosi juga memiliki tugas
untuk membuat even-even besar yang diadakan di Kota Maumere, ibukota Kabupaten
Sikka, contohnya seperti pembinaan pengembangan sistem informasi pariwisata,
pembinaan pameran/event kebudayaan dan pariwisata, dan pengendalian
pusat pelayanan informasi pariwisata
B. Waktu
Pelaksanaan Kegiatan yang direncanakan
Kegiatan Praktek Kerja
Lapangan dilaksanakan selama satu bulan yaitu dimulai pada tanggal 11 Mei-11
Juni 2015 di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka. Jam kerja
penulis sama dengan pegawai Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka
yaitu pukul 08.00-14.00. Masa kerja pada kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
adalah enam hari. Pada hari Minggu, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata libur.
C. Hasil
Pelaksanaan PKL
Kegiatan Praktek
Lapangan di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata yang penulis laksanakan selama 1
bulan yaitu mulai tanggal 11 Mei-11 Juni 2015 telah penulis selesaikan dengan
baik, meskipun
pada awal masuk penulis mengalami hal yang kurang baik. Pada hari pertama
penulis datang ke kantor jam 07.30 WITA.Kantor begitu sepi dengan alasan para
pegawai kantor mengikuti apel bendera di Kantor Bupati. Pada pukul 10.00 WITA
satu per satu pegawai Kantor Kebudayaan dan Pariwisata datang. Meski demikian
penulis belum mendapatkan tugas yang jelas dari Dinas karena tidak adanya
Kepala Dinas di tempat. Penulis lalu menunggu Kepala Dinas hingga pukul 12.38
WITA dan akhirnya ditempatkan di Bidang Pengembangan dan Destinasi.
Pada hari kedua seperti biasa
penulis datang lebih awal dari para pegawai lainnya. Di Bidang Pengembangan dan
Destinasi penulis pada awalnya tidak diberikan tugas, sehingga penulis
menggunakan waktu untuk bertanya tentang tugas apa saja yang dilakukan di
Bidang tersebut. Selanjutnya penulis diminta untuk mencetak surat undangan dan
mengantarnya. Penulis juga diminta untuk mendownload gambar beberapa tempat wisata di pulau Jawa untuk
dijadikan sebagai referensi pengembangan pariwisata di Kabupaten Sikka.
Pada minggu pertama penulis
tidak banyak melakukan banyak kegiatan karena bertepatan dengan hari libur dan
hari terjepit. Meski demikian waktu kosong tersebut penulis isi dengan
mengunjungi tempat-tempat yang mempunyai potensi menjadi tempat wisata seperti
ziarah ke Patung Bunda Maria di Nilo dan mengunjungi kampung nelayan
tradisional di Wuring.
Pada minggu kedua penulis
ditempatkan di bagian Kemitraan. Penulis mulai mendapat banyak tugas setelah
bergabung bersama tim di bidang ini. Hari pertama dan kedua penulis tidak
mendapatkan tugas sama sekali. Pada hari berikutnya penulis diminta untuk
mengikuti seminar di Hotel Pelita Maumere. Inti dari seminar yang penulis ikuti
ini adalah rencana pembangunan Sikka
Innovation Center sebagai salah satu penunjang kegiatan pariwisata di
Kabupaten Sikka. Setelah mengikuti seminar pada hari berikutnya penulis
mengikuti rapat yang diadakan bersama asisten bupati dan beberapa pihak
penting, untuk membahas strategi pengembangan pariwisata di Kabupaten Sikka,
yang dimulai dari pembenahan infrastruktur seperti pembangunan jalan dan
pembenahan tata kota. Pada hari berikutnya penulis dilibatkan dalam sidak yang
diadakan sekali dalam sebulan. Sidak ini biasanya dilakukan pada salon dan
rumah makan. Sidak ini bertujuan untuk mengecek kelayakan operasional dan izin
pembukaan salon dan rumah makan mengingat masih terdapat banyak salon dan rumah
makan di Kabupaten Sikka yang masih belum layak dan belum mengantongi izin
resmi dari pemerintah. Sidak dimulai dari pukul 08.00-11.30 WITA.
Pada
minggu ketiga dan keempat penulis ditempatkan pada bagian Tourist Information Center yang merupakan bagian dari bidang
Promosi dan Pemasaran. Dalam bidang ini penulis banyak mendapat pengalaman
karena penulis secara langsung turun ke lapangan untuk bertemu orang asing.
Kantor Tourist Infromaton Center ini terletak di Bandar Udara
Frans Seda Maumere. Setiap hari penulis bertugas untuk mendata tamu asing yang
berkunjung ke Kabupaten Sikka. Selain mendata, penulis juga memberikan beberapa
informasi yang dibutuhkan oleh tamu asing seperti hotel ataua biaya akomodasi
untuk menuju ke lokasi wisata. Tidak jarang pula penulis mengantar tamu asing
ke tempat tujuan. Selama bertugas di sana penulis jarang menemui tamu Jerman
sehingga penulis jarang berbicara menggunakan bahasa Jerman. Meski demikian
penulis tetap memperkenalkan diri sebagai mahasiswa Sastra Jerman. Pengalaman
baru banyak penulis dapatkan seperti bagaimana cara kita berbicara dengan orang
asing dan cara memperlakukan tamu asing. Selain pengalaman penulis juga
termotivasi untuk terus memperdalam pengetahuan bahasa Jerman dan lebih banyak
mendengar dialog bahasa Jerman di Youtube.
Penulis juga ingin belajar bahasa Inggris sehingga tidak mengalami kesulitan
ketika bertemu tamu asing. Penulis bahkan tertarik dengan dunia pariwisata dan
berniat untuk melanjutkan sekolah pariwisata setelah menyelesaikan pendidikan
di Jurusan Sastra Jerman. Hal baru yang membuat penulis terkesan adalah ketika
penulis ditawari oleh salah satu kantor Tour and Travel di Maumere untuk
menemani tamu Jerman ke Lamalera untuk melihat penangkapan ikan paus. Tawaran
tersebut penulis tolak lantaran penulis sudah harus berada di Malang pada saat
yang bersamaan. Penulis juga langsung ditawari untuk langsung bekerja pada
bidang Tourist Information Center
Kabupaten Sikka. Penulis berharap pengalaman yang penulis dapat selama kegiatan
PKL ini dapat bermanfaat di masa mendatang.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah
melakukan Praktek Kerja Lapangan selama 1 bulan mulai tanggal 11 Mei-11 Juni
2015 di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka dan mengemban
tugas di beberapa bidang, maka penulis menarik kesimpulan bahwa:
1. Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka berperan penting dalam perkembangan
kepariwisataan di Kabupaten Sikka.
2. Dengan
adanya Tourist Information Center dan
buku panduan berupa peta dan informasi tempat wisata lainnya akan membantu
komunikasi dengan wisatawan asing yang berkunjung ke Kabupaten Sikka.
3. Dari
pengalaman selama PKL di Kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten
Sikka, penulis merasa kurang adanya kerja sama yang baik antar pegawai di Dinas
dan lebih banyak menganggur karena jadwal yang kurang terstruktur.
4. Waktu-waktu
berharga yang dilalui begitu saja oleh pegawai tanpa melakukan sesuatu yang
bermanfaat di kantor. Hampir 80% pegawai di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
tidak tepat waktu dengan alasan-alasan yang tidak logis, seperti ibu mertua
sakit atau ibu kandung hendak berangkat ke Jakarta.
B. Saran
Berdasarkan
kesimpulan diatas, penulis memberikan saran bahwa kerjasama antar pegawai dalam
sebuah organisasi itu sangat penting, dengan adanya kerjasama yang baik maka
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sikka akan semakin baik lagi dalam
memberdayakan sektor Pariwisata di Kabupaten Sikka. Ditambah dengan adanya Tourist
Information Center dan buku panduan akan membantu Tur Guide maupun Wisatawan
asing yang berkunjung ke Kabupaten Sikka.
Manfaatkanlah waktu
berharga yang kita punya untuk membangun Sikka menjadi lebih baik. Mari bersama
budayakan “Budaya Tepat Waktu” agar terwujudlah visi misi yang kita inginkan.
Luar biasa artikel ini bagus sekali dan saya sangat suka membacanya. Sukses terus ya.
BalasHapusI'm proud of you mbaak
BalasHapusThankyou, tulisannya sangat jelas dan rinci
BalasHapus