Teknik Penerjemahan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Banyak
orang mengatakan bahwa tidak ada pekerjaan yang lebih sulit dibandingkan dengan
pekerjaan menerjemahkan. Seorang penerjemah dituntut untuk tidak hanya
menguasai bahasa sumber (Bsu) dan bahasa
sasaran (Bsa) dengan baik, tetapi juga harus memiliki pemahaman menyeluruh
tentang bidang pengetahuan yang dicakupi teks bahasa sumber (Bsu) tersebut,
seperti konotasi sosial, kultural, dan emosional yang harus disesuaikan dengan
kondisi dalam bahasa sasaran (Bsa).
Kesadaran
tertentu yang sama perlu dihadirkan dalam bahasa sasaran (Bsa), sehingga
hal-hal yang berkaitan dengan penyusunan kata-kata dan frasa tertentu,
ungkapan-ungkapan tabu, ekspetasi lokal, dan sebagainya dapat diperhitungkan
dengan matang karena menerjemahkan tidak hanya sekedar mentransfer atau
mengalihkan teks dari bahasa sumber(Bsu) ke bahasa sasaran (Bsa), akan tetapi
lebih dari itu. Teks adalah tindak komunikasi, tidak lahir dalam suatu ruang
kosong. Dengan kata lain, secara tidak langsung penulis ingin mengajak pembaca
untuk dapat berkomunikasi.
Di
dalam makalah ini penulis akan berusaha mengungkapkan teknik penerjemahan
menurut para ahli, yaitu Moentaha, Molina dan Albir. Ketiga pakar linguistik
ini telah mengemukakan pendapat mereka tentang proses penerjemahan yang
diharapkan dapat membantu penerjemah sehingga dapat memperoleh hasil yang
maksimal. Informasi lebih lengkap terdapat pada bagian isi dari makalah ini.
1.2.
Rumusan Masalah
1.
Apa itu teknik penerjemahan menurut Molina
dan Albir?
2.
Apa saja bagian-bagian teknik
penerjemahan yang dikemukakan oleh Molina dan Albir?
3.
Apa itu teknik penerjemahan menurut Moentaha?
4.
Apa saja bagian-bagian teknik
penerjemahan yang dikemukakan oleh Moentaha?
1.3.
Tujuan
1.
Mengetahui definisi penerjemahan menurut
Molina dan Albir
2.
Mengetahui bagian-bagian dari teknik
penerjemahan menurut Molina dan Albir.
3.
Mengetahui definisi teknik penerjemahan
menurut Moentaha.
4.
Mengetahui bagian-bagian teknik
penerjemaahan yang dikemukakan oleh Moentaha.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.Teknik
Penerjemahan menurut Moentaha
Di
dalam Collins English Dictionary disebutkan a
technique is a pratical method, skill, or art applied particular task.
Teknik merupakan suatu metode yang diterapkan pada suatu tugas tertentu
(Machali, 200:77). Dari pengertian di atas dapat ditarik dua hal yaitu, (1)
teknik merupakan hal yang bersifat praktis, dan (2) teknik diberlakukan
terhadap tugas tertentu (dalam hal ini tugas penerjemahan). Dua poin di atas
yang menurut Machali membedakan teknik dan metode yang sifatnya normatif.
Sedangkan teknik, sesuai dengan sifatnya yang praktis secara langsung berkaitan
dengan permasalahan praktis dan pemecahannya.
Molina
dan Albir (2002:9) menyatakan bahwa teknik menggambarkan hasil yang didapat dan
bisa digunakan untuk mengklasifikasikan bermacam-macam tipe solusi
penerjemahan. Mereka memberikan definisi tentang teknik penerjemahan yang
merupakan prosedur untuk menganalisis dan mengelompokkan bagaimana padanan
penerjemahan bekerja. Teknik penerjemahan memiliki lima karakteristik dasar
yaitu:
1.
Berdampak pada hasil terjemahan
2.
Diklasifikasi oleh perbandingan dengan teks aslinya
3.
Berdampak pada unit mikro dari teks
4.
Bersifat discursive dan kontekstual
5.
Bersifat fungsional
Klasifikasi
Molina dan Albir (2002) berkenaan dengan teknik penerjemahan adalah sebagai
berikut:
1.
Memisahkan konsep teknik penerjemahan dari teks lain
yang berkaitan (strategi, metode dan kesalahan penerjemahan).
2.
Hanya memasukkan prosedur yang merupakan karakteristik
penerjemahan dan bukan yang berkaitan dengan perbandingan bahasa.
3.
Untuk mempertahankan teks bahwa teknik penerjemahan
bersifat fungsional.
4.
Dalam hubungannya dengan terminologi, untuk
mempertahankan istilah-istilah yang biasa digunakan.
5.
Untuk memformulasikan teknik baru dalam rangka
menjelaskan mekanisme yang belum digambarkan.
Beberapa
teknik penerjemahan yang dipaparkan oleh Molina dan Albir (2002):
1.
Adaptasi
Teknik ini mengganti istilah-istilah
khas teks Bsu dengan istilah lain yang diterima dan dikenal dalam Bsa. Teknik
ini digunakan apabila unsur atau elemen budaya tersebut memiliki padanan dalam
Bsa.
Bsu
|
BSa
|
His leg
felt like a stone
|
Tungkai
kakinya seerti terpaku
|
2.
Penambahan (Amplifikasi)
Teknik penerjemahan yang menambahkan detail informasi
yang tidak terdapat dalam teks bahasa sumber. Penambahan dalam teknik ini hanya
informasi yang digunakan untuk membantu penyampaian pesan atau pemahaman
pembaca. Penambahan ini tidak boleh mengubah pesan yang ada dalam teks bahasa
sumber.
Bsu
|
BSa
|
There are
many Indonesian at the Ship.
|
Banyak
warga negara Indonesia di kapal itu.
|
Kata Indonesian
diterjemahkan menjadi warga negara Indonesia di sini dimaksudkan untuk
memperjelas informasi tanpa mengubah pesan yang terkandung dari kata tersebut.
3.
Peminjaman (Borrowing)
Teknik penerjemahan yang menggunakan kata atau
ungkapan dari bahasa sumber di dalam bahasa sasaran. Peminjaman dapat berupa
peminjaman murni (pure borrowing), yaitu peminjaman tanpa melakukan perubahan
apapun, seperti kata ‘zig-zag’, atau berupa peminjaman alamiah (naturalized
borrowing), dimana kata dari Bsu disesuaikan dengan ejaan Bsa, seperti kata
‘musik’ yang berasal dari kata ‘music’.
4.
Kalke (Calque)
Teknik ini dilakukan dengan menerjemahkan frasa atau
kata Bsu secara literal. Teknik ini serupa dengan teknik penerimaan
(acception).
BSu
|
BSa
|
Directorate
General
|
Direktorat
Jendral
|
5.
Kompensasi (Compensation)
Teknik penerjemahan yang dilakukan dengan menyampaikan
pesan pada bagian lain dari teks terjemahan. Hal ini dilakukan karena pengaruh
stilistik atau gaya pada Bsu tidak bisa diterapkan pada Bsa. Teknik ini sama
dengan teknik konsepsi.
BSu
|
BSa
|
A pair of
scissors
|
Sebuah
gunting
|
6. Deskripsi (Description)
Teknik penerjemahan yang diterapkan
dengan menggantikan sebuah istilah atau ungkapan dengan deskripsi bentuk dan
fungsinya.
BSu
|
BSa
|
Panettone
|
Kue tradisional Italia yang
dimakan pada saat tahun baru.
|
7. Kreasi diskursif (Discursive
creation)
Teknik penerjemahan dengan
penggunaan padanan yang keluar konteks. Hal ini dilakukan untuk menarik
perhatian calon pembaca. Teknik ini serupa dengan teknik proposal.
BSu
|
BSa
|
The Godfather
|
Sang Godfather
|
8. Padanan lazim (Establish
Equivalence)
Teknik dengan penggunaan istilah
atau ungkapan yang sudah lazim (berdasarkan kamus atau penggunaan sehari-hari).
Teknik ini mirip dengan penerjemahan harfiah.
BSu
|
BSa
|
Ambiguity
|
ambigu
|
9. Generalisasi (Generalization)
Teknik ini menggunakan istilah yang
lebih umum pada Bsa untuk Bsu yang lebih spesifik. Hal tersebut dilakukan
karena tidak memiliki padanan yang spesifik. Teknik ini serupa dengan teknik
penerimaan (Acception)
BSu
|
BSa
|
Penthouse, mansion
|
Tempat tinggal
|
10. Amplifikasi linguistik (Linguistooc
Amplification)
Teknik penerjemahan yang dilakukan
dengan menambahkan unsur-unsur linguistik dalam Bsa. Teknik ini lazim
diterapkan pada pengalihbahasaan konsekutif dan sulih suara.
BSu
|
BSu
|
No way
|
De ninguna de las maneras
|
11. Kompresi Linguistik (Linguistic
Compression)
Teknik yang dilakukan dengan
mensintesa unsur-unsur linguistik pada Bsa. Teknik ini merupakan kebalikan dari
teknik amplifikasi linguistik. Teknik lazim digunakan pada pengalihbahasaan simultan
dan penerjemahan teks film.
BSu
|
BSu
|
Yes so waht?
|
Y? (Spain)
|
12. Penerjemahan
harfiah (Literal Translation)
Teknik yang dilakukan dengan cara
menerjemahkan kata demi kata dan penerjemah tidak mengaitkan dengan konteks.
BSu
|
BSu
|
Killing
two birds with the one stone.
|
Membunuh
dua burung dengan satu batu.
|
13. Modulasi
(Modulation)
Teknik penerjemahan yang diterapkan
dengan mengubah sudut pandang, fokus atau kategori dalam kaitannya dengan Bsu.
Perubahan sudut pandang tersebut dapat bersifat leksikal atau struktural.
BSu
|
BSu
|
Nobody
doesn’t like it
|
Semua
orang menyukainya.
|
14. Partikularisasi
(Particularization)
Teknik penerjemahan dimana
penerjemah menggunakan istilah yang lebih konkrit, presisi atau spesifik, dari
superordinat ke subordinat. Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik
generalisasi.
BSu
|
BSa
|
Air
transportation
|
Pesawat
|
15. Reduksi
(Reduction)
Teknik yang diterapkan dengan
pengilangan secara parsial, karena penghilangan tersebut tidak menimbulkan
distorsi makna. Dengan kata lain, mengimplisitkan informasi yang eksplisit.
Teknik ini kebalikan dari teknik amplifikasi.
BSu
|
BSa
|
SBY the
president of republic of Indonesia
|
SBY
|
16. Substitusi
(Substitution)
Teknik ini dilakukan dengan mengubah
unsur-unsur lingusitik dan paralinguistik (intonasi atau isyarat).
Contoh: Bahasa isyarat dalam bahasa
Arab, yaitu dengan menaruh tangan di dada diterjemahkan menjadi Terima kasih.
17. Transposisi
(Transpsition)
Teknik penerjemahan dimana
penerjemah melakukan perubahan kategori gramatikal. Teknik ini sama dengan
teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Seperti kata menjadi frasa.
BSu
|
BSa
|
Adept
|
Sangat
terampil
|
18. Variasi
(Variation)
Teknik
dengan mengganti elemen linguistik atau paralinguistik (intonasi, isyarat) yang
berdampak pada variasi linguistik.
Komentar
Posting Komentar